NAMA
: DINANTI TIASFIRA
NPM
: 22313540
KELAS
: 2TBO2
MATA
KULIAH : ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
TUGAS : MENCARI ISSU TENTANG BANGUNAN YANG
BERHASIL DIBANGUN YANG TIDAK MERUSAK LINGKUNGAN & BANGUNAN YANG GAGAL DAN
MERUSAK LINGKUNGAN
BANGUNAN YANG BERHASIL DIBANGUN YANG TIDAK MERUSAK LINGKUNGAN
1. Rumah botol Ridwan Kamil
Di kejauhan, rumah di Jalan Cigadung Selatan Nomor VII/a28 itu
sudah terlihat berbeda dari rumah yang lain, karena desainnya yang minimalis
dengan warna dominan cokelat tua.Dari dekat, rumah tersebut makin unik karena hampir semua dinding dan benteng
yang melingkari rumah terbuat dari botol bekas. Tepatnya, botol bekas minuman
berenergi yang berwarna cokelat tua.Rumah berlantai dua itu milik arsitektur muda jebolan Institut Teknologi
Bandung (ITB), Ridwan Kamil. Puluhan ribu botol terlihat berjejer menjadi
dinding rumah dan benteng bagian depan atau beranda lantai satu.
Di bagian luar lantai dua, juga tampak botol-botol itu disusun seperti kubus
seukuran 50x50 centimeter. Kubus-kubus dari susunan botol bekas itu diselingi
dengan kaca-kaca dengan ukuran serupa.Dari luar saja, rumah botol itu terlihat nyaman bagi yang memerhatikannya.
Disebut rumah botol, karena warga sekitar mengenalnya demikian. Rumah botol ini
sudah dikenal oleh kebanyakan warga Cigadung.Jika bertanya di manakah letak rumah botol, maka warga akan menunjukkannya
tepat ke rumah Ridwan Kamil. .
Rumah itu berdiri di antara perumahan elit yang kebanyakan sedang dibangun di
Jalan Cigadung Selatan tersebut.Di bagian depan rumah terdapat rumput dan beberapa pohon taman, sehingga warna
cokelat tua rumah berpadu dengan warna hijau tanaman. Suasana ribuan botol yang
tersusun rapi dan warna hijau tanaman berpadu dengan lantai yang terbuat dari
batu alam berwarna abu-abu. Selain memadupadankan rancangan rumah botolnya dengan kayu,
Emil juga menggabungkan susunan botol dengan glass
block di beberapa bagian.
Guna meminimalkan penggunaan cat di bagian luar bangunan, sang arsitek juga
membiarkan beberapa bagian beton terekspos dan menampilkan warna natural
betonnya. Aksentuasi kontras diperoleh dari penggunaan furnitur dan elemen
interior lainnya di bagian dalam rumah.
Rumah botol tidak lepas dari kreativitas dalam memerlakukan sampah. Botol-botol bekas ternyata bisa menjadi bahan
bangunan pengganti semen dan pasir. Dan cara ini merupakan solusi mengatasi
sampah dan ramah lingkungan. .
BANGUNAN YANG GAGAL DAN MERUSAK LINGKUNGAN
Suatu bangunan Arsitektur
dapat di katakan gagal jika antara bangunan dan keadaan lingkungan sekitar
tidak seimbang yang menciptakan dampak negatif yang berlebih dan tidak
terkendali terhadap lingkungan maupun terhadap si penghuni.
Berikut ini adalah beberapa yang diperkirakan masuk kedalam salah
satu kekurangtelitian arsitek dalam melakukan tugasnya dalam membangun :
1. Jebolnya tanggul Situ
Gintung karena selain banyaknya curah hujan yang terjadi, peneliti
memperkirakan itu juga karena maraknya pembangunan tempat wisata ataupun
bangunan komersial lainnya disekitar tanggul Situ Gintung yang seharusnya
menjadi tanah resapan bagi tanggul tersebut.
2.Jembatan Tanah Abang
Roboh membuat beberapa pengunjung yang berbelanja tetimbun reruntuhan. Bangunan
yang roboh di sekitar Metro Tanah Abang merupakan calon toilet di pusat grosir
Metro Tanah Abang, bukan merupakan jembatan penghubung Blok A-Blok B. Bangunan
itu roboh karena konstruksi belum sempurna.Bangunan yang runtuh adalah bagian
yang akan dijadikan toilet di lantai tiga gedung
tersebut.(Kaskus,megapolitankompas)
Sebagai seorang arsitek
haruslah kita menghargai karya kita agar kita lebih mawas diri dan menjadikan
kita lebih berhati-hati dan lebih teliti dalam melakukan tugas kita. Sehingga
kita paling tidak dapat mengurangi kecelakaan ataupun kegagalan yang akan
terjadi.
Maka dari itu kita
sebagai arsitek haruslah memperbaiki diri agar jangan selalu kita disalahkan
bilamana ada kesalahan dalam pembangunan suatu proyek maupun sesudahnya.
Seorang arsitek sangatlah berperan penting dalam
pembangunan karena itu juga dituntut tanggung jawab yang besar sehingga
janganlah kita menyepelekannya tetapi lebih memperhatikannya. Setiap bangunan
yang tercipta pasti memiliki dampak pada lingkungan, dampaknya bermacam-macam
ada yang baik dan ada pula yang buruk. Tetapi bukan berarti bidampaknya buruk
maka arsiteklah yang salah, karena masih banyak hal-hal yamg mempengaruhi
rusaknya lingkungan karena suatu bangunan maupun bangunan itu sendiri..
http/arSHITek adhityakegagalanArsitekturterhadaplingkungan.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar